Persahabatan..

bagai kepompong.. Mengubah ulat menjadi kupu-kupu..

Itu lagu yang hits banget jaman saya masih jadi penggangguran dirumah tante di Kalibata. Jadi pengen nulis soal ini setelah Mei nulis diblognya, iya, saya memang latahan orangnya. Bahaha.. Ini juga latah pakai kata ‘saya’ setelah baca blog teman-teman yang pakai kata saya kok enak ya dibacanya? Jadi sekarang mau coba menulis pakai kata saya. Hehe 😀

Source: tophqimages.com

Source: tophqimages.com

Secara jujur saya bilang kalau saya ga terlalu pandai dalam bersahabat. Karena seperti yang pernah saya tulis disini kalau saya itu orangnya sungkanan. Saking sungkannya sampai sering dikira sombong. Emang beda tipis sih yah. Sama sahabat lama pun saya masih sungkan, takut aja gitu ganggu waktunya. Makanya saya paling aktif chat kalau ada group, kalau untuk PM gitu mikirnya bisa lama banget. Kan kalau dari group baru bisa ketahuan, kalau orangnya aktif berarti bisa diganggu di PM.

Source: quoteseveryday.website

Source: quoteseveryday.website

Rasanya diumur yang sekarang, berteman sudah gak seperti jaman masih sekolah dulu yang hore-hore kesana kemari. Sekarang pertimbangannya banyak, dan lebih ke soal klik apa engga. Dan saya pun gak masalah kalau ada orang datang dan ngomong “Py, gw dah ga nyaman temenan sama lu. Kita bhay aja yah“.. Sama sekali ga masalah, karena saya pun kalau ga cocok pasti akan mundur teratur.

Tapi namanya manusia ya tetap saja yang namanya berteman dan bergaul itu pasti dibutuhkan banget yah. Saya ingat banget dulu waktu ngekost dikost yang tergolong elit malah ga betah. Elit maksudnya ada fasilitas AC, springbed bagus, dan bangunannya keren. Kenapa saya ga betah? Karena kalau pulang kost gitu langsung cengo’ sendiri dikamar, ga ada yang bisa diajak ngobrol. Waktu itu sih memang ada sahabat yang kamarnya persis bersebelahan. Tapi ya karena itu tadi, karena faktor sungkan saya jadi gak enak mau ngetok ke kamarnya terus ngobrol gitu. Sahabat macam apa saya ini yah? Huhu.. Setelah saya Wisuda S2, saya memutuskan untuk kembali ke kost yang harganya murah dan ga ada fasilitas AC. Menurut pengalaman saya, biasanya kost seperti ini kekerabatannya malah kental. Bukan yang langsung masuk kamar masing-masing terus ga kenal kanan kiri.

Benar saja, pas dulu pindah ke kost yang sekarang, dalam waktu seminggu saya sudah punya teman baru, dan sekarang rasanya sudah seperti saudara. Bagaimana tidak? Fasilitas tv bersama memang menjadi penyatu, padahal saya sendiri sudah punya tv dikamar. Senang aja gitu pas kita pulang terus ada yang menyambut dan ngobrol diruang tamu. Kelak kalau sudah pindah ke kontrakan saya pasti akan sangat merindukan mereka. Dengan mereka saya gak perlu merasa sungkan, karena tanda mereka bisa diganggu adalah dengan pintu kamar yang dibuka.

Sampai saat ini orang-orang yang masuk dalam tahap bersahabat dengan saya ga begitu banyak. Tapi Puji Tuhan banget dari ga segitu banyaknya, saya masih punya sahabat-sahabat yang selalu ada dan benar-benar true ke saya. Saya bisa ngomong apa saja tanpa merasa didakwa, ga perlu merasa kalau cerita yang saya ceritakan akan nyebar kemana-mana, dan ngomongin saya dibelakang.

Source: justlike24.com

Source: justlike24.com

Intinya sih kalau saya sekarang berteman dan bersahabat lebih ke yang senang aja lah, kalau ga searah ya udah dada babay. Sudah malas dengan drama. Toh manusia didunia banyak, ga mungkin dari sekian banyak itu ga ada satu pun yang mau berteman dengan saya kan 🙂

Source: justlike24.com

Source: justlike24.com

Kalian, mau ga temenan sama saya?