Jalan Kaki 4.4Km

Waktu ulang tahun ke 30 kemarin, gw bikin list 40 before 40. Dari sejumlah list tersebut, yang jadi prioritas utama gw (dan suami tentu saja ya ga bisa dipisahin) saat ini adalah beberapa poin awal, yang mana hal itu ga akan terwujud kalau kami ga merubah pola hidup saat ini. Jangan salah, sebenarnya gaya hidup kami tidak pernah lebih besar dari pendapatan kami. Tapi, dengan tujuan finansial sebanyak itu, tentu saja dibutuhkan pemangkasan disana-sini. Kalau toh kami tetap bertahan dengan lifestyle yang sekarang, waktu untuk menuju kesana akan lebih lama. Apalagi masih ada beban yang harus dituntaskan akibat kejadian di awal pernikahan.

Salah satu biaya yang kena pangkas adalah biaya transportasi. Sejak awal kami pindah ke Serpong, kami menyadari satu hal bahwa biaya keselurahannya ga lebih murah dari tinggal di Mangga Besar. Memang untuk harga sewa rumah lebih murah beberapa juta. Tapi ketika biaya transportasi ditambahkan, maka justru pengeluarannya lebih besar. Sebagai perbandingan, waktu di Mangga Besar, total biaya yang dikeluarkan setiap harinya adalah IDR 13K per orang sedangkan di Serpong bisa mencapai IDR 32K per orang. Hampir 3 kali lipat.

Akhirnya, setelah dilakukan perhitungan ulang, anggaran itu bisa dipangkas hingga lebih dari setengah. Sebagai konsekuensinya, buat gw terutama, mesti jalan kaki sejauh 4,4Km. Yang tadinya naik Ojek Online dari rumah ke stasiun dan sebaliknya, diganti jalan kaki. Rumah ke stasiun KRL berjarak 1,7Km. Setelah itu, yang tadinya dari stasiun naik Ojek Online lagi ke kantor, gw ganti jadi Bus Kopaja. Untuk sampai ke halte buat naik bus jaraknya 1Km. Dari totalan itu lah dapat  4,4Km. Ai hanya perlu menempuh jarak 3,4Km saja, karena beliau langsung di jemput oleh temannya di stasiun.

Sebenarnya gw sudah pernah melakukannya sejak kepindahan ke Serpong, tetapi sepatu yang sempat dipensiun dinikan ini malah lebih cepat rusak setelah digunakan 2 minggu secara rutin. Kami kembali ke opsi ngojek karena sepatu yang biasa digunakan kurang nyaman. Merasa bahwa kondisi ini ngga bisa dibiarkan, akhirnya Ai menjanjikan sepatu baru sebagai fasilitas untuk berjalan jauh.

Pencarian ini memakan waktu sebulan. Ternyata sepatu yang dicari ketemunya di Central Park Mall. Agak susah memang, karena dengan dana seadanya, maunya banyak sekali.

Sepatu ini akan mencapai BEP saat dipakai sebanyak 53 kali

Dengan sepatu ini, gw merasa nyaman jalan jauh.

Perubahan gaya hidup ini gw jalani dengan sukacita, sama sekali tidak ada sungut-sungut dalam hati dan pikiran gw. Kenapa? Karena dengan disertai pengurangan asupan nasi, jarum timbangan gw turun 2 angka ke kiri *padahal pakai yang digital* dalam waktu seminggu -atau setidaknya dari terakhir gw nimbang-. Yeayy… Berarti badan tambah sehat. Selain itu, gw jadi punya banyak waktu untuk ngobrol dengan suami. Waktu 20 menit sekali jalan itu benar-benar cukup bagi kami saling sharing apa yang ada di hati dan otak masing-masing.

Semoga usaha ini membuat lebih dekat dengan tujuan. Amin.