Dilema Ibu Kantoran. . .

itu adalah.. Anak dijaga siapa?

Tetap bekerja setelah melahirkan adalah keputusan saya pribadi dan tentunya didukung oleh suami dan keluarga. Dan karena ini adalah pilihan saya, gak pernah terbesit dalam benak saya tentang perasaan bersalah ninggalin L dirumah. Oleh karena itu saya memilih menjauh ketika topik soal “Working mom dan Stay at home mom” bergulir. Entah itu di dunia nyata maupun media sosial. Kecuali kalau yang nyinyir mau bayarin segala kebutuhan rumah tangga saya gpp deh saya dengerin XD

Yang penting saya pastikan benar L aman, sehat dan bahagia selama kami tinggal kerja.

Untuk saat ini saya tenang karena L dijaga dengan baik oleh Inang (mama mertua). Sayangnya, waktu itu kesepakatannya Inang bisa jaga L selama 3 bulan saja. Sejujurnya saya ga enak Inang balik lagi ke Jakarta. Apalagi kan kemarin itu terpisah dari Amang (papa mertua) setahun lebih. Cuma keputusan ini dibuat oleh suami dan ga bisa di ganggu gugat jadinya saya ikut saja.

Sejak awal opsi untuk memasukkan L ke daycare sudah muncul. Saya pun sudah pernah kontak salah satu daycare baru di Setiabudi. Tapi pas dikirimin Prospectus 2016 saya mundur teratur. Kenapa? Karena sebulan biayanya IDR 4 juta dan belum termasuk Admission Fee senilai IDR 2 juta dan Annual Development Fee senilai IDR 750k. Saya akui fasilitas yang dimiliki daycare ini bagus sekali, dan harga segitu worth it. Hanya saja dengan kondisi keuangan kami saat ini masih belum memungkinkan untuk bayar segitu. Sampai sekarang kami masih mencari opsi daycare lain yang sekiranya masuk dengan anggaran dan searah antara rumah dan kantor.

Mencari orang untuk jaga pun terus kami lakukan sampai sekarang. Cuma itu pun ga mudah. Orang tua saya sampai ke kampung-kampung disana untuk nyari. Kemarin sempat ketemu 2 orang tapi yang 1 tidak diijinkan anaknya, dan 1 lagi mau tapi kalau datang dia bawa anaknya yang berusia 2 tahun. Tentu saja Ortu ga setuju. Tar yang ada malah dia jaga anaknya sendiri. Mertua yang nyari ke saudara yang di Sumatra Utara sana juga belum dapat juga.

Ambil di Yayasan juga jadi opsi kami kalau memang dua opsi diatas ga menghasilkan. Cuma entah kenapa sejauh ini kalau baca pengalaman orang kok pada gak enak ya?. Entah si ART/Babysitter kabur setelah masa garansi habis, atau kerjanya ga beres, atau bilang ke rumah saudara dan ga balik lagi dan 1001 masalah lain.

Berharap banget sebelum waktu kepulangan Inang kembali ke Jayapura sudah menemukan pengganti.

Inti dari tulisan panjang diatas adalah:

Ada yang berpengalaman dengan daycare atau yayasan? Atau mau rekomen Daycare/Yayasan atau siapa kek gitu buat jaga L 😀 Monggo lho di share dikolom komen 🙂