Ini judulnya Babymoon Kasih Karunia alias ada yang sponsorin. Ga gw tulis jelas dari siapa karena takut menimbulkan kecemburuan sosial.. Bahaha 😀 Pokoknya Puji Tuhan lah bisa jalan-jalan lagi sama suami. Tujuan wisata yang kami datangi sangat mainstream alias turis banget. Maklum lah ini kali pertama suami ke Bali, jadi emang mesti dibawa ke tempat-tempat yang dia pengin. Dan sebagai istri yang menjuluki diri sendiri doyan jalan-jalan, tentu urusan bikin itin, biaya, booking kanan kiri jadi tugas istri. Suami terima beres aja.
Tadinya mau bikin itin yang ga ngoyo alias 2 tempat lah dalam sehari. Tapi ya diri ini kan emang dari dulu paling ga bisa jalan-jalan terus leyeh-leyeh doang. Jadinya tetap dibikin padat, cuma tau diri lah lagi hamil tetap dalam pikiran nothing to lose kalau ga ada yang sesuai jadwal. Pembelaan dalam diri gw adalah, toh dari satu tempat ke tempat lain kan bisa istirahat dimobil, jadi gpp kalau padat 😀

Sehat-sehat ya, nak.

Bersiap menuju
Day 1 – 28 Januari 2016
Kami berangkat ke Bali pakai Lion PP, perginya dipenerbangan paling pagi yaitu jam 04.30 WIB. Namanya penerbangan paling pertama jarang banget delay. Kami jalan dari rumah jam 3 lewat karena sudah city check in duluan dan gak bawa bagasi. Jadi langsung boarding jam 4. Jam 4.30 teng pesawat terbang. Nyampe di Bali kami langsung dijemput oleh mobil rental yang sudah kami booking dari Jakarta.
Atas rekomendasi teman, kami pakai Bali Mutia Rental dengan supir bli Made Bagiartha dan mobil yang kami sewa adalah Daihatsu Ayla. Cuma sayang banget, sehari sebelum berangkat kami dikabarin kalau bli Made lagi persiapan anaknya ritual kikir gigi. Jadinya supir diganti. Berbeda dengan pengalaman teman gw waktu ke Bali dengan supir bli Made, yang mana si supir sudah menanti pas mereka keluar airport, kami malah harus menunggu sekitar 15 menit sampai si supir tiba.

Selamat Datang di Bali
Sebelum keluar itu suami ada tunjukkin itin yang gw susun, tapi dengan semena-mena dia ngerubah dong. Disini lah kekesalan pertama gw ke si supir. Jadi tujuan pertama gw itu maunya ke Tanah Lot baru ke Ubud. Sama dia dibilang ini jadi muter-muter, besok aja Tanah Lot nya. Salah gw sih ga ngotot, gw cuma bilang kalau gw pengen ke Tanah lot dulu cuma ga ngoyo. Sama si supir langsung dibilang udah kita langsung ke Ubud aja. Padahal di Ubud itu gw ga ada tujuan lain yang pengin didatangin selain Tegalalang, Ubud Market dan sudah langsung check in. Maksud gw tuh biar besoknya gw bisa bangun dan jalan siang. Cuma ya sudah gw diem, malas debat karena perut kelaparan.
Pecel Bu Tinuk
Tadinya mau sarapan ke Warung Itali, cuma katanya masih tutup. Jadinya dibawa ke Warung Pecel Bu Tinuk. Dan memang lumayan lah untuk sarapan.

Pecel Bu Tinuk

Ada 2 versi tempat duduk

Pesanan Suami, Nasi Pecel IDR 10k

Pesanan gw, IDR 15k
Tempat ibu Tinuk ini tidak terlalu luas, namun memiliki dua lantai. Sayangnya gw ga sempat lihat ke atas karena di tutup. Mungkin saat penuh barulah lantai atas dibuka. Dilantai bawah terdapat dua pilihan tempat duduk, kursi biasa dan lesehan.
Setelah dari Bu Tinuk kami langsung berangkat menuju daerah Ubud. Disini gw kesel lagi sama si supir. Kan dia sudah baca kalau gw cuma pengen Tegalalang ma Ubud Market, eh dibawa ke Tirta Empul dong. Gemesh. Ya sudah daripada gw ngerusak suasana hati dihari pertama jadi gw nikmati aja.
Tirta Empul
Seperti yang terlihat tiket masuk ke Tirta Empul untuk orang dewasa IDR 15k dan anak anak IDR 7.5k.
Mata air Tirta Empul adalah mata air yang diginakan untuk menyucikan diri. Pada saat kami disana, ada beberapa orang yang melakukan ritual menyucikan diri ini. Mereka membasuh kepala dengan air yang mengalir dari setiap pancuran yang ada.

Foto berdua dengan latar belakang orang-orang yang melakukan ritual penyucian diri
Setelah puas menikmati Tirta Empul, kami pun bergerak ketempat selanjutnya yaitu Tegalalang.
Tegalalang
Salah satu destinasi yang ingin gw lihat di Ubud adalah Tegalalang. Gw pengen ngelihat rice terrace yang terkenal itu.

Kesenangan bisa melihat sawah bertumpuk.
Tapi tidak seperti yang ada di bayangan gw. Tegalalang ini ternyata tidak terlalu luas ya. cuma kalau melihat turis-turis pada jalan, kok capek juga ya. jadi kami lebih memilih nongkrong cantik di Cafe Teras Padi.

Menu di Teras Padi, maaf tidak ke foto semua.
Berikut menu yang kami order

Ice cream with fried banana, IDR 40.3k (include Tax)
lama kami menikmati suasana Tegalalang. Mata gw dimanjakan oleh cowo-cowo bule ganteng yang dengan semena-mena mamerin perut six pack mereka. Untung aja suami tidak keberatan akan hal ini, malah suami yang kasih kode kalau ada yang ganteng lewat.
Berhubung sudah siang, jadi kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju ke tempat makan yang sudah gw incar. Disini gw kembali kesal dengan ulah si supir. Gw pengen makan Babi Guling Ibu Desak Raka, tapi dia nyebut yang Ibu Oka terus. Padahal gw dah bilang gw gak mau. Terus abis itu dia bilang kalau jalan yang gw sebutin lokasinya bukan di Ubud. Dia lupa kalau jaman sudah canggih dan ada teknologi bernama Google Map dan Waze, jadi gw bisa lihat posisinya sama sekali ga jauh. Tapi karena gw sudah kesal akhirnya gw diam saja. Beberapa saat kemudian mungkin dia tau kalau gw marah, dia akhirnya telepon temannya. Dan akhirnya memacu mobil menuju ke tempat yang gw pengen. Benar saja, tempat yang gw mau lokasinya masih di Ubud dan ga begitu jauh dari tempat Ibu Oka.
Nasi Babi Guling Ibu Desak Raka
Gw tau tempat ini waktu buka Tripadvisor, mereka menulis review kalau disini rasa dari babi gulingnya masih asli, alias belum dimodif sesuai lidah turis. Tempatnya pun kayak warung biasa saja. Dan benar saja seperti yang ditulis, tempatnya biasa dan tidak terlalu ramai. Waktu kami makan disana hanya ada 1 orang perempuan turis asing dan sisanya yang keluar masuk makan adalah orang lokal.
Di Bali kami sempat 3 kali makan babi guling di 3 tempat berbeda, dan babi guling ini menempati tempat pertama dengan cita rasa terenak menurut lidah kami. Kuah nya enak banget, gw sampai pesan 1 mangkuk lagi. Benar-benar ga rugi deh gw bela-belain mesti kesini.

Seporsi Babi Guling, IDR 30k
Puas menikmati babi guling yang rasanya masih asli, kami lanjut jalan-jalan. Hitung-hitung nurunin lemak yang baru saja masuk.
Ubud Market
Gw penasaran abis sama Ubud Market, karena pas 2013 sama ade kesini ga sempat. Lumayan juga lah keliling disini, ada kali hampir 3km jalannya. Teduh banget dan banyak yang bisa dilihat. Disini gw cuma beli topi buat gw karena meski teduh, tapi kepala gw memang paling ga bisa kena panas lama. Bisa langsung pusing banget. Yang gila mereka tuh buka harga yang bukan main mahalnya. Akhirnya kami lanjut jalan dan ketemu 1 toko yang jualan. Dia buka di IDR 80K,suami nawar dan dapat IDR 35K. Haha.. Kata yang jual “gpp sama lokal kasih murah”.. Bahaha.
Yang seru dari jalan-jalan di Ubud ini yang gw perhatiin selama disana adalah jarang banget ketemu turis domestik, ada sih tapi kayaknya ga sampai 10 orang. Kebanyakan bule dan tentu saja turis dari China.
Berasa badan dah kegerahan kami langsung jalan lagi menuju tempat kami menginap. Begitu sampai saya langsung suruh supirnya pulang. Padahal masih ada beberapa jam lagi, tapi karena sudah gak enak lihat tampangnya, jadi gpp deh rugi dikit.
Puri Bunga Resort & Spa
Gw milih Puri Bunga ini karena pemandangan nya yang kece. Belakangan pas sampai sana saya baru ngeh kalau resor ini berbagi view yang sama dengan Kupu-kupu Barong dan Royal Pita Maha. Begitu sampai kami disambut oleh resepsionisnya, dia langsung mengenali gw dan manggil gw pakai nama depan, katanya memang sudah nunggu kami tiba. Ternyata resor ini hanya memiliki 8 kamar, pantas saja dia bisa hafal dengan para tamu.

Wefie is a must! (Part 1)
Gw suka dengan pelayanan mereka dan begitu masuk kamar, kamarnya sudah dingin. Poin plus banget. Pas masuk tentu saja foto-foto, rebahan bentar dan kami ga mau melewatkan kesempatan berenang dengan pemandangan yang indah.

Foto ala-ala

Tetanggaan sama Kupu-Kupu Barong dan Royal Pita Maha
Di kali bagian bawah itu merupakan kali yang dipakai untuk arung jeram. Ada operator arung jeram yang juga bertetangga dengan resor ini.
Sore itu kolam renang serasa milik pribadi, hanya kami berdua yang menikmatinya. Indah banget!
Selesai renang kami kelaparan dan ingin balik ke kawasan Ubud Market. Sayangnya lokasi resor ini cukup jauh dari pusat keramaian sehingga kami pun harus menyewa mobil rental rekanan resor. Untuk sekali jalan kami dikenakan biaya IDR 50K, sehingga PP menjadi IDR 100K (masaaa sihh? :p)
Mungkin belum puas dengan jalan-jalan disore hari, kami melanjutkan jalan-jalan dimalam hari. Meski cuaca adem tapi gw tetap kepengen makan gelato. Mampir lah kami ke Gelato Secrets, salah satu kedai yang menjual gelato kemudian menikmatinya sambil jalan.

2 scoops gelato IDR 40K
Yang juga baru gw tau disana adalah jam 9 toko-toko sudah mulai tutup. Dan makanan lokal pun katanya hanya beroperasi sampai jam 5 sore. Sambil jalan kami sambil melihat restoran tempat kami akan makan malam. Setelah sempat 3 kali lewat depannya, kami pun bertekad makan di Gedong Sisi.
Gedong Sisi Warung
Jangan terkecoh dengan namanya, meski memakai kata “Warung”, harga makanan disini jauh dari standar warung yang kita tau. Hihi.
Yang gw senang dari restoran ini adalah meski kami pribumi alias orang lokal tapi kami tidak dianggap sepele. Mereka melayani kami berdua seperti mereka melayani tamu lain. Ya, malam itu hanya kami turis domestik yang makan disitu.
Suasananya pun enak, romantis gitu deh. Buat yang lagi mau bulan madu atau pas memang lagi jalan-jalan ke Ubud pas malam, resto (atau warung?) ini rekomen deh.
Berikut makanan yang kami pesan.

Iga Penyet, IDR 75K & Nasi Putih, IDR 20K

Pizza Tuna Sambal Matah, IDR 60K
Semua harga belum termasuk pajak 10% dan service charge 5%. Minumannya? Kami ga order minuman..Haha. Sambil jalan sambil bawa air mineral 1,5 L kemana-mana.

Berdua dengan mu
Pas kami balik ke resor, kami memutuskan untuk meminta pihak rental mengganti supir untuk 2 hari berikutnya. Syukurnya bisa. Apa kah supir penggantinya bagus? Atau kah mengecewakan juga? Akan kita ikuti diepisode selanjutnya. (Bacanya sambil bola mata melotot kayak mau loncat)
Eh itu kok sopirnya gitu banget Py? Parah banget ya servisnya. Untungnya seenggaknya bisa diganti orang baru ya
LikeLike
Parah banget Ko, padahal dari awal sudah rekues supir yg dipakai teman krn katanya ok.. Syukur bgt bisa diganti, kalo ga sih gw batalin Ko..hihi.. Cari rental lain.. :p
LikeLike
Aku rinduuuu Bali tapi duh koq belon bisa kesana2 ya hihi. Py. Supirnya itu ngeselin bgt ya. Koq gitu bgt sih. Bacanya pun jd kesel
LikeLike
Kalo dari Surabaya ngesot doang ya Non ke Bali..hihih :p Kalo sekarang deketan ke Malaysia..hihi.. Ngeselin emang supirnya.
LikeLike
Iya Py. Dulu bokek aja msh bisa ke Bali naik bis haha dan nginep di rumah temen. Lah skr jauhhhh mak 😄
LikeLike
Supirnya minta ditabok nih itinnya kak Py dibantah semua. Pake boong pula 😣 Kaaakk itu Pizza Tuna Matahnya kok terlihat murah dan enak hiks aku ngiler
LikeLike
Menyebalkan memang, syukurlah ngambil keputusan tepat dgn ganti ke orang lain.. Haha.. Enakk Ge, sampe besokannya dimakan masih enak 😀
LikeLike
Waaaaaaaa asik nya babymoon. Ada yg sponsor in pula ya hehehe.
Sopir nya mgkn dpt komisi dari tempat tertentu makanya dia maksa kali ya Py.
Yg makan dengan view rice terrace itu cakep bgt view nya…
LikeLike
Puji Tuhan, ko dapat berkat 😀
Seringnya sih begitu ya ko, pada dapat komisi makanya maksa2..
Banget ko.. :p
LikeLike
Kapan2 ke Bali kasih tahu aku ya Py, aku ada supir langganan yg udah aku kenal 5 tahunan ini, tiap aku atau kenalanku ke Bali selalu pakai dia, aslinya orang Jepara, bapak2 gitu. Nyari supir di Bali kl dptnya org Bali asli emang suka gt, maap ya bukan rasis, sering kejadian sih!
Semoga babymoon nya sukses ya!:)
LikeLike
Wahh siyapp Fe.. Enak ya kalo sudah ada langganan, jadi ga perlu gambling dapat supir yg gmn sifatnya..
LikeLike
seru banget Py babymoonnya, duh drama pak supir ya, jalan2 kalo gak ada dramanya kurang greget 😀
LikeLike
Iya kayaknya, Dhy :p Kalau ga pake drama bagai sayur kurang micin ya..wkwkwkw
LikeLike
Saking udah ga enak liat muka supir, rugi dikit gpp lah ya kaa. Hahaha
Ditunggu lanjutannya 🙂
LikeLike
Iyaaa Cell.. Haha.. Daripada merubah suasana hati ya kan :p
Lanjutannya udah tinggal masukkin bbrp foto nih 😀
LikeLike
Paling males kalo driver ngotot nganterin kita ke tempat lain ya, padahal udah jelas kita request tempat A gitu misalnya *botakin supirnya*
Gue ngakak baca soal pak suami ngasih kode bule ganteng lewat, jadi ngebayangin si calon mamak satu ini ngelirik-ngelirik genit ngeliatin bule. HUAHAHAHAH 😛
LikeLike
Mari botakin rame2..wkwkwk..
Suami dah pasrah, Lip..bahaha.. Jadilah doi jadi juga jadi liat2 dimana lagi bule ganteng berada :p
LikeLike
Ak juga ada langganan supir di bali dan 2x kesana ( dengan supir berbeda so far oke2 aja py ). Emang males yaa klo sopirnya betein gtu. Asik bgt babymoon pyy~
Btw itu villanya harganya oke gk? apa sama ky 2 tetangganya yg femeus ( baca famous ) itu 😀
LikeLike
aaaaaa…. aku kangen bali…. mumpung masih hamil, puas2in babymoon py… karena kalo uda ada bayi, travelling akan terasa berbeda hehehehe… bukan berarti travelling ama baby itu ribet, tapi ya beda aja ama kalo cuma berdua doang ama suami hehehehe…
LikeLike
aduh iyaaa…. klo supirnya kayak bgitu, mau ngedebat juga malas… mending minta ganti 🙂
LikeLike
Hahahaha, gue penasaran, kecemburuan sosialnya sama siapa Py. Yang ada mah mestinya seneng atuh kalo bumil dapet rejeki. Lu ke Warung Murni gak? Kayaknya Warung Murni malah lbh sadis ya harganya.
Pengalaman sopir lu, mirip sama pas gue di Semarang ya, bikin jadi pingin nyilet2 hahahahaha. Cuma ya karena mobil kita dia yg nyetir, pasrah saja, Pas gue ke bali sama Abby, suami yg nyetir sendiri dong pake mobil kantor, jd suka2 aje kita kemana2.
LikeLike
bali emang selalu emnarik untuk dikunnjungi ya kak
LikeLike
Baca ceritanya py jadi kangen bali..pengen kesana lagi klo ryu udah gedean..hehe
itu supirnya ngeselin banget py..dulu g waktu honeymoon kesana cuma sewa mobilnya aja gak pake supir, jadi lebih privat trus klo urusan jalannya g cuma andelin waze aja..untungnya daerah bali masih mudah di jangkau..
aihh itu nasi putih sadis amat 20rb..wkwkwkwk
LikeLike
Py cakep bgt pemandangannya, jd kangen ke Bali. gw dulu ga sempet ke Ubud.
aduh itu makanannya bikin laper ja Py XD
LikeLike
Kita barengan ke Bali yaaa… mudah-mudaha bisa babymoon juga 🙂
LikeLike
Asikkknyaaa ke Bali…hotelnya kece pula! Tapo itu sipirnya kok ga asik bener yaa? Jangan2 penggantinya pun sama ajaa. Benerkah? *zoom in zoom out..mata ikutan melotot
LikeLike
Wah asiknya babymoon.. nasi bigulnya belum pernah denger itu… trus tmpt2nya jg aku ga familiar hehe (kurang updet bgt)
LikeLike
py, kayanya gw jg ke pura tirta empul waktu ke bali kemaren.. wkwkwk. diarahin sm sopir rental jg buat kesini. 😀
walah, sopir nya malah yg ngatur mau2nya dia ya.. >.<
mungkin kl dia anter ke babi guling bu oka, sopir nya dapet makan gratis. karena katanya sopir yg gw temuin di bali, ada beberapa resto yg bs ngasih makanan gratis utk sopir yg anter tamu ke resto tsb.
kalau waktu gw pakai mobil rental, gw malah ga punya itinerary sama sekali. wkwkwk. jadi pas udah duduk di mobil, baru bahas itinerary nya sama sopir, kira2 bagusnya kemana. sisanya semua diaturin sm sopir nya, kita ngikut aja. lol.
penasaraaaan sm part selanjutnya.. hihihi
LikeLike
Gue baru ngeh kl terakhir ke Bali 2013 lalu juga Py… Paling enak emg nyetir sendiri sih Py, puas mau kemana2 gak diganggu si supir yg ngatur2 cm konteksnya lbh praktis pakai supir sih lbh relax kan gak perlu nyasar2… Warung babi gulingnya gue baru dgr namanya, mgkn si supir arahin u ke Bu Oka karena terkenal & plg byk di cari turis x ya. Tp syukurlah ngidamnya jd kesampaian ya Py..
LikeLike
bagus hotelnya, kapan2 cobain kemari ah
LikeLike
hi py.. seru babymoonnya ^^
supirnya ngatur2 mgkn krn dy dpt tips kli klo ke oka . >.<
biasa suka gt.
LikeLike