Bimbingan Pra Nikah
Gw kapan lalu tuh follow ig nya Maya Septha, artis yang sering tampil di acaranya .Net tv. Yang bikin menarik buat gw sebenarnya bukan fotonya, ya meski memang foto-fotonya bagus sih, apalagi kalau sudah foto anaknya, gemes banget, tapi gw jauh lebih tertarik dengan caption yang dia tulis dikebanyakan fotonya.
Yang gw seneng, caption nya dia itu ga terkesan menggurui, tapi lebih ke mengajak yang baca untuk mikir. Maya sering berbagi soal nilai-nilai yang dasarnya dari Alkitab. Gw senang banget kalau baca yang soal pernikahan. Macam yang saya posting kemarin di ig ini:
Disalah satu foto dia juga ada menyinggung soal betapa pentingnya Bimbingan Pra Nikah. Dan gw pribadi sangat setuju. Dari awal pas mau daftar BPN, gw dan Ai sudah sama-sama komit untuk ga mau absen sekali pun, bahkan kalau bisa ga boleh telat. Yang sayangnya pernah telat sih sekali. –v
Kenapa BPN penting buat kami? Karena pernikahan bakal jadi sesuatu yang baru buat kami. Gw belum pernah ada disana, dan gw pengen mengenal dunia itu sebelum gw dan pasangan masuk secara utuh.
Sama kayak gw yang menyebut diri traveler (cee elaaahh.), saat gw mulai merencanakan perjalanan ke destinasi yang baru (buat gw), gw gak nekat. Gw pasti bikin persiapan yang matang. Gw pasti gugling, cari-cari catatan perjalanan orang lain dan gw baca. Syukur banget kalau gw bisa ngobrol dengan orang yang sudah pernah pergi ke destinasi yang akan gw datangi. Pasti gw akan bertanya dengan jelas disana kayak apa, orangnya bagaimana, transportasinya gimana, dan lain sebagainya. Memang sih pengalaman satu orang dan orang lainnya ke suatu destinasi pasti berbeda. Tapi setidaknya gw bisa lebih mempersiapkan diri, dan gak terlalu kaget ketika sampai disana.
Begitu juga dengan pernikahan. Gw ga mau sotoy dengan masuk ke dunia itu tanpa tau seluk beluk dunia pernikahan macam apa. Mungkin kalau jiwanya yang adventurous luar biasa bisa yah. Tapi buat gw pribadi gw gak mau. Dan gw bersyukur banget digereja BPN merupakan syarat yang harus dijalani sebelum bisa melanjutkan proses menuju ke pernikahan.
Materi-materi di BPN dibawakan oleh mentor-mentor yang tentu saja sudah menikah. Jadi seringnya mereka berbagi pengalaman yang datang dari kehidupan pernikahan mereka. Dan gw sangat diberkati lewat itu.
Tentu saja tidak cuma sebatas di BPN, gw juga senang banget ngobrol dengan para senior. Yah.. Bisa dibilang gw kepo lah nanya-nanya. Dan sasaran yang paling sering gw tanyain siapa lagi kalau bukan ke Mama Papa sendiri ya kan.. Bahahaa 😀 Seperti yang sudah gw pernah tulis disini kalau hubungan Mama dan Papa begitu harmonis. Sejak awal mereka menikah sampai gw segede ini mereka ga pernah berantem. Atau at least, ga pernah didepan kami anak-anaknya. Mereka masih sering menggunakan panggilan sayang macam “yang” untuk satu sama lain. So, gw rasa gw punya contoh yang tepat untuk dijadikan teladan.
Tempat tujuan lain gw untuk “:ngintip” soal kehidupan pernikahan tak lain dan tak bukan adalah didunia maya. Lewat cerita-cerita di blog, di instagram, Path dan lain-lain. Meski memang diakui bahwa banyak orang tentu lebih memilih untuk menuliskan hal yang baik-baik, dan tidak secara gamblang membuka kehidupan pernikahannya… Ya eaalaahh.. 😀 Tapi tetap saja, banyak hal yang bisa gw dapatkan lewat itu semua. 🙂
Pada akhirnya, sekarang, gw baru sampai pada tahap teori dan pengalaman orang lain. Gw gak sabar untuk mencoba mempraktekkan hal-hal baik yang sudah gw dapat dikehidupan rumah tangga gw kelak. Dan gw ga sabar untuk kejutan-kejutan yang akan muncul 🙂